Jumat, 24 Mei 2013

PEREMPUAN LEBIH BANYAK PERTANDA KIAMAT, BENARKAH?


 

 
Banyak orang yang tak siap menyambut datangnya kiamat. Kelemahan jiwa itu malah disembunyikan dengan menuding perempuan.
Kiamat itu janji pasti Allah yang menanti waktu kebenarannya. Kendati mengaku beriman pada Hari Akhir; bukannya fokus memperbanyak amal, orang-orang malah sibuk mereka-reka kapan hari dahsyat itu terjadi. Salah satunya pertanda kiamat yang dipahami melalui hadits Rasulullah saw. Hadits ini riwayat Imam Tirmidzi dengan status hasan shahih. Juga diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah hilangnya ilmu dan menyebarluasnya kebodohan, maraknya perzinaan, diminumnya khamar, banyaknya jumlah perempuan dan sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita diurus oleh satu pria."   

Mungkin Banyak
Berdasarkan hadits tersebut, ada empat hal yang merupakan pertanda kiamat. Namun, entah mengapa justru bagian akhir yang paling disorot orang, yaitu banyaknya jumlah wanita dibanding pria hingga 50:1.
Kalangan yang setuju mengemukakan setumpuk alasan. Pertama, ada yang berpendapat bahwa Allah memang menakdirkan demikian. Pada akhir zaman anak laki-laki sedikit dilahirkan dan anak wanita sangat banyak dilahirkan. Krisis laki-laki akan mengancam eksistensi manusia menjelang jagad ini binasa.
Kedua, penyebab peperangan yang mengakibatkan banyak pria tewas. Pendapat ini didukung Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bariy dengan menyebut sedikitnya laki-laki karena fitnah yang menimbulkan peperangan. Kitab Syarah an-Nawawiy ‘ala Muslim juga berpendapat sama: banyaknya wanita karena perginya kaum pria berperang.
Ketiga, analisa ilmiah menyebutkan sejumlah kawasan memungkinkan jumlah perempuan lebih banyak. Jurnal Royal Society Biology Letters menunjukkan orang yang tinggal di daerah tropis memiliki anak perempuan lebih banyak. Dr. Navara yang telah meneliti rasio jenis kelamin dari 202 negara selama 10 tahun terakhir berasumsi, penyebabnya mungkin karena udara yang lebih panas atau hari yang lebih panjang. (lihat news.bbc.co.uk)
Keempat, janin perempuan diyakini lebih tangguh ketimbang janin laki-laki, hingga lebih berpeluang lahir selamat ke dunia. Selain itu, soal imunitas atau kekebalan tubuh wanita juga lebih tangguh menghadang penyakit hingga berkemungkinan umurnya lebih panjang.
Kelima, bumi yang kita tempati saat ini sudah disesaki berbagai jenis racun. Salah satunya wabah pencemar organik yang persisten (POPs) yang lebih doyan menyerang laki-laki.     
Saat dihubungi, Prof. Dr. Juli Soemirat, pakar kesehatan lingkungan [environmental health scientist] ITB, menyebutkan bahwa racun dioksin dan POPs lainnya mengakibatkan kualitas sperma menurun hingga 50 persen. Sperma yang ada pun tidak normal. Tahun 2005-2007, di Amerika, Jepang dan Kanada kelahiran bayi laki-laki berkurang 50 persen. Dua pertiga dari janin yang keguguran adalah laki-laki.
Kalau mau dikembangkan, halaman website ini tak akan cukup memuat argumen bahwa perempuan memang bisa lebih banyak. Tapi, dari semua kemungkinan, betulkah jumlah perempuan sudah melimpah?
Kalangan yang menolak tak kalah sengit membantah. Peperangan juga berimbas pada wanita, kalau pun tak ikut bertempur, mereka malah seringkali menjadi korban. Perempuan tak dibekali dengan keterampilan melindungi diri hingga banyak yang mati sia-sia.
Sayangnya, data global hingga saat ini tak menyokong argumen jumlah wanita lebih banyak. Pada beberapa tempat terlihat perempuan lebih banyak. Tampaknya ini hanya kasus tertentu dalam ruang lingkup kecil. Bukankah pada tempat, situasi dan kondisi lain laki-laki juga lebih melimpah?
Di Indonesia sendiri penduduk laki-laki 110.873.335 jiwa dan perempuan 111.177.963 jiwa. Selisihnya tidak terlalu mencolok, boleh dikatakan masih berimbang.
Perbedaan jumlah cukup besar dimana laki-laki 100 dengan wanita 131 terjadi di Northern Mariana Islands. Tapi negara kecil di benua Ocenia itu hanya berpenduduk 82.459 jiwa. Sebaliknya Qatar yang penduduknya 885.359 jiwa, pebandingannya 54 wanita dengan 100 laki-laki. (lihat statistik.ptkpt.net)  
 
Kalau dilihat secara global, penduduk dunia ini keseluruhannya justru jumlah perempuan lebih sedikit. Data tahun 2006, berdasarkan informasi dari badan statistik masing-masing negara dan organisasi internasional, perbandingannya 100 laki-laki dengan 99 perempuan (lihat statistik.ptkpt.net). Jadi jumlah laki-laki sedikit masih unggul.
Akhirnya, memang sulit menemukan perbandingan 50:1 antara perempuan dengan laki-laki. Barangkali bilangan tersebut lebih tepat dimaknai sebagai majaz atau kiasan bahwa suatu saat perempuan memang berpotensi jadi mayoritas.
Bias Misoginis
Sangat bagus muncul banyak pendapat soal hadits di atas. Setelah kiamat terjadi barulah kita bisa memastikan analisa siapakah yang paling tepat. Saat ini kita justru menyorot efek lain dari pemahaman hadits, karena tanpa disadari ada pihak yang dirugikan.
Lemahnya perbekalan keimanan dan kepicikan pemikiran berujung pada kian ngawur-nya pemahaman. Persoalannya menjadi runcing bila muncul jumping conclusion (kesimpulan meloncat) bahwa dari banyak wanita pertanda kiamat menuju banyak wanita sebagai penyebab kiamat. Pendapat ini kian melenceng, bila wanita yang berjumlah banyak itu juga akan menyebarluaskan perbuatan zina serta kebodohan.
Akibatnya, pemahaman hadits model ini menjadi misoginis (menebar kebencian terhadap perempuan). Inilah yang kita khawatirkan; orang berjubah agama menghunuskan pemahaman dangkal dan memaksakan kekeliruan pemikirannya. Cara kasar begini akan membuat masyarakat awam yang tak terbiasa berpikir kritis ikut terjebak dalam prasangka.
Cara pandang begini berasal dari kekeliruan ganda yang menyedihkan. Pandangan seolah kiamat sesuatu yang buruk hingga berimbas buruk pula pada banyaknya wanita. Lebih ngawur lagi orang yang mengatakan banyak perempuan mempercepat kiamat.
Selanjutnya, berbagai preseden pun buruk akan terus menjamur. Pertama, stigma ini membuat harkat perempuan diremehkan. Tentu setali tiga uang akan berpotensi menyuburkan berbagai perilaku tak bermartabat yang cenderung diskriminatif.
Kedua, orang makin khawatir dengan banyaknya perempuan. Aksi antipati dimulai dengan lebih memilih bayi laki-laki daripada perempuan. Jangan heran orang lebih memilih sengaja menggugurkan janin perempuan. Kalau pun sempat lahir ke dunia, wanita akan jauh dari berbagai akses kesejahteraan.
Ketiga, bagi perempuan akan tumbuh kesan bahwa agamanya Islam kurang bersahabat dengan identitas gender yang dimilikinya. Hal ini akan menimbulkan keguncangan batin terkait dengan keyakinan akidah. Mereka bisa kecewa dengan agama yang dicintainya.
Ini jelas perkara yang tak mengenakkan hati, terutama bagi pejuang perempuan. Kenapa urusan kiamat dikaitkan pula dengan melimpahnya perempuan? Rasulullah mustahil mengatakan sesuatu yang merugikan kaum hawa. Manusia agung itu diutus Allah mengusung agenda mulia memperjuangkan martabat perempuan.

Mengikat Makna
Terlihat jelas hadits di atas bicara tentang tanda kiamat dan bukan penghakiman atas perempuan. Penyelewengan pemahaman terjadi karena kita lari dari hikmah yang hendak dituju oleh Rasul. Hadits ini merupakan hatsu alias motivasi agar umat Islam menyiapkan diri menyambut kiamat, kapan pun datangnya.
Hadits tersebut menyebutkan kiamat ditandai dengan penyelewengan dan ketidakseimbangan di muka bumi. Ilmu pengetahuan maju, tapi manusia justru mempertontonkan kebodohannya. Lembaga pernikahan tersedia, tapi orang malah memilih zina. Banyak minuman sehat tapi yang memabukkan paling laris.
Terakhir, banyaknya jumlah wanita dan merosot drastisnya jumlah pria.
Allah menciptakan alam semesta dengan keseimbangan yang sempurna. Jika jumlah laki-laki anjlok, itu pertanda ada yang tidak beres. Maka ketidakberesan itulah yang harus diselesaikan. Seperti dengan menghentikan peperangan, menjaga kesehatan janin, memperbaiki pola hidup sehat dan menjalin ikatan sosial yang baik.
Kiamat sama sekali tak akan bisa tertunda dengan menjadikan perempuan minoritas di dunia. Andai dibutuhkan sesuatu yang hendak disalahkan, maka selaras dengan hadits; para pezina, pemabuk dan orang yang membodohi rakyatlah yang paling layak menerimanya. Karena merekalah yang paling terbukti menebar keonaran.
Al-Qur’an begitu jelas mengatakan bahwa kiamat pasti datang, bukan karena perempuan atau siapapun, melainkan memang demikian janji Allah. Tak satu pun manusia tahu tanda pasti kapan waktunya. “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat.” (QS. Luqman: 34).
Bahkan kelengahan kita (akibat sibuk berdebat soal pertanda dan bukan memperbanyak amal) yang akan membuat kedatangan kiamat amat mengejutkan. Karena, “Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” (QS. Al-A’raf : 187).
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar