Sabtu, 07 Desember 2013

Mantra Pantun dan Tambo

Mantra, Pantun, dan Tambo Minang Kabau

A.    MANTRA

1.      Pengertian Mantra
            Mantra adalah puisi yang tertua dalam sastra Minangkabau dan dalam bahasa daerah lainnya. Puisi ini diciptakan untuk mendapatkan kekuatan ghaib dan sakti. Dengan demikian, dalam mantra tercermin kepercayaan masyarakat yang menggunakan mantra tersebut, yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme.
2.      Fungsi dan kegunaan Mantra zaman dahulu dan zaman sekarang
a.       Fungsi dan kegunaan Mantra zaman dahulu
Pada zaman dahulu masyarakat percaya bahwa setiap benda mempunyai Roh, seperti gunung, pohon besargua, dan lembah yang dalam. Disamping itu masyarakat zaman dahulu percaya bahwa benda-benda tertentu kekuatan magis, kekuatan luar biasa yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan keinginan pembaca mantra. Mantra biasanya digunankan dalam berbagai kesempatan namun diantaranya pada waktu panen supaya panen melimpah, pada waktu berburu supaya buruan banyak hasilnya. Pada waktu mengobati supaya menyembuhkan orang sakit, pada waktu menyemaikan benih supaya tanaman subur, pada waktu orang ingin berbuat jahat untuk mencelakakan orang.
b.      Fungsi dan kegunaan Mantra zaman sekarang.
Dengan zaman yang semakin canggih dan serba IPTEK seperti saat sekarang ini mantra jarang digunakan masyarakat Minangkabau khususnya masyarakat golongan muda, karena merasa tidak modern dan tidak logis tetapi masih ada masyarakat golongan tua yang menggunakan mantra dalam kehidupan sehari-hari yang didapat/diturunkan oleh leluhur mereka.

Medan (1975) dalam esainya yang berjudul “Mantra dalam Kesusastraan MinangKabau”, menjelaskan bahwa mantra masih digunakan oleh dukun dan pawang dalam masyarakat Minangkabau, diantaranya pada waktu memasang tiang utama pembangunan rumah, pada waktu mengobati orang sakit, pada waktu menangkap harimau, menangkap ikan dilaut, menahan hujan bila ada kenduri. Pada waktu menyemai benih, atau pada waktu memulai menanam padi disawah.

Artinya dizaman yang modern seperti saat ini masih ada masyarakat yang membaca mantra, walaupun tidak sepopuler pada zaman dahulu. Seharusnya masyarakat golongan muda tetap mengetahui mantra-mantra peninggalan leluhur agar tidak punah/hilang saat zaman yang lebih modern lagi nantinya.

Contoh Mantra :
1.      Mantra Menuai Padi
Hai si lansari – baginda sari
Si lansari – sari bagadun
Angkau banamo – banyak namo
Si lansari – ka aku tuai
Urang Kinari – pai barameh
Urang Singkarank – pai mandulang
Si lansari aku – jaanlah cameh
Ka ku tuai – ku bao pulang
Hai si lansari – bagindo sari
Molah kito – pulang ka rumah
Sarato jo rajo – rajo angkau

Panggia-mamanggia – molah angkau
Kabik-mengkabiak – molah angkau
Dari Siuak – dari siatang
Dari Agam – dari Batipuah
Dari kasiak – sumaniak
Taluak ranah – rang sungai pagu
Rang nak padi – tak baampo
Rang nak ameh – tak batintiang

Hai si lansari – bagindo sari
Lolah kito – pulang ka rumah
Sarato jo raja – rajo angkau
Nan babaku – hadun tamadun
Bakain kambang – ka marindu
Biliak dalam – alah mananti
Kalambu tirai - alah mananti
Siupiak itam – alah mananti
Bujang kinangan – alah mananti
Hu hu huuu – si lansari aku

Maknanya : Petani yang telah tiba waktu panen membaca mantra ini berharap padi hasil panen mereka yaitu padi yang akan dibawa pulang mendapat berkah.

2.      Mantra Menyemaikan Benih
Allahumma salli ‘ala – muhammad
Daulu alun – banamo padi
Banamo – nur allah
Urang di sabuang – bidodari
Camin tasari – namo batangnyo
Induang barek – namo daunnyo
Ganto sarugo – namo bungonyo
Mako batambun-tanbun – tambunlah urek
Camarelang – di dado adam
Langsuang dijawek – jibirain
Pancaran insan – bagindo insan
Insan banamo – akia saman
Dalam gurijah – waliullah
Salalluhu alaihi wa sallam

Maknanya : Petani yang akan menanam benih padi membaca mantra ini berharap tanaman yang ia tebarkan menjadi subur dan mendapat hasil yang melimpah dengan izin allah.

B.     PANTUN

1.      Pantun dewasa
Asam kondih asam golugua
Katigo asam siriang-riang
Manogih maik dalam kubua
Takana badan ndak sumbahyang

Maknanya : merugi bagi orang islam yang tidak sembahyang dikala ia masih hidup, dan didalam kubur kelak ia sangatlah merugi.

Di mano pamatang sawah
Lumba-lumba dapek tapanciang
Di mano tampeknyo allah
Di dada kito masiang-masiang

Maknanya : jika orang menanyakan tempat allah dimana ? tempat allah adalah dalam keyakinan/keimanan manusia itu sendiri.

2.      Pantun Anak – anak
Tolong serumpun jo marapalam
Hanyuik sabatang ka muaro
Tulang dilua dagiang didalam
Cubolah takak jo sudaro

Maknanya : pantun ini berisi teka – teki yang menyuruh menebak tulang diluar daging didalam.

Anak ikan dalam kualo
Umpan talatak ateh batu
Ado batangan bakaki tido
Cubolah takak apokah itu

Maknanya : pantun ini berisi teka – teki yang menyuruh menebak ada bertangan kaki tiada.

3.      Pantun Jenaka
Antah madang antah tapai
Bapuluik-puluik kuahnyo
Entah lamang entah tapai
Jangguik lah kutuik dek kuahnyo

Maknanya : tidak tau lemang/tapai banyak kuahnya janggut sudah berlepotan terkena kuahnya.

Anak rang dikampuang baruah
Nak lalu ka aia angek
Mandanga durian jatuah
Malonjak – lonjak lamang angek

Maknanya : anak orang dikampung baru mau pergi ke air hangat mendengar durian jatuh bergelora lemang hangat ingin menyantap.

4.      Pantun Sindiran
Dek ribuik basah ilalang
Di paya padi satangkai
Iduik usah mangapalang
Kok tak kayo barani pakai

Maknanya : hidup didunia ini tidak usah dipaksakan lebihbaik mensyukuri apa yang kita miliki.

Urang solok nak disalonyo
Rami galanggang nak rang magek
Rang kayo nak dikayonyo
Nan mikin ansua bakulambek

Maknanya : orang kaya itu bertindaksesuka hatinya saja karena dia mengandalkan kekayaannya saja.



5.      Pantun Percintaan
Disabun anak urang cino
Mahampeh pacah ka tapian
Bialah makan dibagi duo
Asa kan adiak jaan bajalan

Maknanya : walaupun saya susah tapi asalkan adik jangan berjalan. Biarlah saya antar.

Maampeh pacah ka tapian
Tapian tampek urang mandi
Kalau adiak pai bajalan
Denai pasti baibo hati

Maknanya : jikalau adik pergi jalan kaki pasti saya bersedih hati, maksudnya biar saya yang mengantar adik pergi.

C.    TAMBO

Contoh Tambo :

Basa Empat Balai
            Raja alam di pagaruyung selaku kepala pemerintahan dibantu oleh suatu lembaga yang dinamakan Basa Empat Balai (Pembesar Empat Balai). Keempat pembesar yang membantu raja itu adalah seperti berikut : (1)Bandaro di Sungai Tarab, pembesar pemerintahan yang berkedudukan di Nagari Sungai Tarab. Ia dijuluki sebagaiPamuncak Koto Pilian. (2) Andomo si Saruaso, pembesar perbendaharaan. Ia dijuluki sebagai Puro Pannah Koto Piliang (Pura Penuh Koto Piliang) yang berkedudukan di Nagari Saruaso. (3) Mangkudum di Sumanik,pembesar keamanan yang berkedudukan di Nagari Sumanik. Ia dijuluki Aluang Bunian Koto Piliang (Alung Bunian Koto Piliang). (4) Tuan Kadi di Padang Genting,  pembesar keagamaan yang berkedudukan di Nagari Padang Gantiang. Ia dijuluki dengan Suliah Bendang Koto Piliang (Suluh Benderang Koto Piliang).
            Sebagai pejabat tertinggi, bandaro di sungai Tarab dibantu enam orang gadang (enam orang besar). Bersama – sama mereka dinamakan Gadang Batujuah (Besar yang Bertujuh). Ketujuhnya ialah (1) Pamuncak Koto Piliangyang berkedudukan di Sungai Tarab yang bertugas sebagai pimpinan. (2) Panlamanan Koto Piliang, yang berkedudukan di Simawang/Bukit Kandung yang bertugas sebagai pendamai nagari-nagari yang bersengketa. (3)Parak Kangkung Koto Piliang, dengan kedudukan di Nagari Batipuh. Tugasnya ialah Pengawas keamanan dalam negeri. (4) Camin Taruih Koto Piliang (Cermin Terus Koto Piliang), yang berkedudukan di Nagari Cameti Senangbakar koto Piliang, bertugas sebagai Badan Penyelidik. Ialah sebagai Panglima Perang. (5) Harimau Campo Koto Piliang (Harimau Campa Koto Piliang) dengan kedudukan di Nagari Batipuh. Tugasnya (6) Cumati Koto Piliang, (Cemati Koto Piliang) dengan kedudukan di Nagari Sulit Air, bertugas sebagai pelaksana hukum. (7) Gajah Tungga Koto Piliang (Gajah Tunggal Koto Piliang) dengan kedudukan di Nagari Silungkang. Bertugas sebagai Kurir.
            Wilayah diluar luhak yang dipimpin penghulu pada nagari yang berstrata otonomi dinamakan wilayah Rantau. Statusnya langsung dibawah raja. Dalam mamang diungkapkan dengan Luhak Bapanghulu Rantau Barajo (Luhak Berpenghulu Rantau Beraja), kepala pemerintahan diwilayah rantau adalah orang yang diangkat raja. Yang pada umumnya adalah anggota kerabatnya sendiri. Baik karena hubungan darah maupun karena hubungan perkawinan, panggilan atau kepala pemirintahan itu tidak seragam. Tampaknya disesuaikan dengan panggilan setempat yang telah ada sebelumnya.

Bukik Barisan



VivaNews. Bukit Barisan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Minangkabau di Sumatera Barat. Mereka hidup di sela-sela pegunungan itu, besar bersama legenda dan mitos mengenainya.

Ada sejumlah legenda yang berkaitan dengan Bukit Barisan ini. Kisah-kisah ini diceritakan turun-temurun secara lisan, ada juga yang dituliskan dalam tambo yaitu semacam babad di tanah Jawa. Apa saja legenda-legenda itu?

1. Legenda Asal-usul Minangkabau
Tambo Alam Minangkabau menceritakan negeri pertama di Minangkabau adalah Nagari Pariangan yang terletak di kaki Gunung Merapi, salah satu gunung api di Pegunungan Bukit Barisan. Ada banyak versi soal nenek moyang pertama ini.

Salah satu versi tambo adalah, bahwa Nagari ini dibangun oleh Maharaja Diraja, putra dari Iskandar Zulkarnain atau Alexander the Great. Ketika bumi dilanda banjir besar, Maharaja Diraja ini berlayar sampai mendarat di Puncak Gunung Merapi. Saat banjir surut, Maharaja dan pengikutnya kemudian turun mencari daerah bermukim yang kini disebut Nagari Pariangan.

Dari Pariangan inilah, kebudayaan Minangkabau menyebar ke tiga penjuru. Ke sisi barat Gunung Merapi, ada Luhak Agam; ke sisi utara, Luhak 50 Koto dan sisi selatan, Luhak Tanah Datar.

William Marsden menulis dalam "The History of Sumatra" bahwa Sultan Minangkabau mengekalkan tambo itu dengan menyebutkan di surat resminya sebagai "Sultan Minangkabau yang berkedudukan di Pagaruyung, yang merupakan maharaja diraja, keturunan Raja Iskandar Zulkarnain."

Nagari Pariangan kini berstatus cagar budaya. Sebuah lembaga internasional bernama Budget Travel bahkan memasukkan nagari ini sebagai salah satu dari lima desa terindah di dunia. Selain kaya dengan cerita sejarah, Pariangan juga menyajikan kekayaan arsitektur rumah gadang dan keindahan alam.

2. Legenda Orang Pendek
Kisah penampakan Orang Pendek merupakan cerita khas dari Pegunungan Bukit Barisan, mulai dari ujung selatan di Lampung sampai ke ujung utara di Aceh. Ada sejumlah versi cerita mengenai penampakan Orang Pendek ini, namun secara umum menyebutkan mereka berperawakan seperti manusia, namun lebih pendek dan badan berbulu.

Di Aceh, Orang Pendek ini disebut sebagai Suku Mante. Di Melayu (Riau), mereka disebut Orang Lecoh. Di sekitar Gunung Kerinci, mereka disebut Orang Pendek dan Uhang Pandak.

Sejumlah peneliti bahkan memastikan Orang Pendek bukan sekadar legenda. Debbie Martyr, seorang peneliti Inggris, beberapa kali bertemu dengan Orang Pendek ini, memastikan mereka adalah primata yang belum terklasifikasi. Simak liputan khusus VIVAnews: 'Orang Pendek' Sumatera, Kera atau Manusia?

3. Legenda Orang Bunian
Kisah Orang Pendek di atas kerap bercampur baur dengan kisah Orang Bunian. Namun kisah Bunian ini lebih cenderung mitos karena berisi cerita-cerita tentang pemukiman masyarakat di Bukit Barisan. Mitos ini berkisah tentang makhluk yang seperti manusia, juga memiliki pemukiman, teknologi dan lain-lain ketika orang tersasar di tengah hutan di Bukit Barisan.

4. Legenda Bukit Tambun Tulang
Bukit Tambun Tulang ini juga kisah legenda yang bertempat di sekitar jalan yang menghubungkan Kayu Tanam dengan Padang Panjang melintasi Bukit Barisan. Konon dulu kala, terdapat sebuah bukit yang penuh dengan tulang belulang manusia. Kisah ini menceritakan sulitnya orang dari pesisir untuk menuju pusat negeri Minangkabau, karena harus mendaki bukit, kemudian dirampok dan dibunuh di sebuah bukit yang dinamakan "Tambun Tulang". Namun sampai hari ini, belum ada penelitian arkeologi atau sejarah atas mitos ini.

Legenda Bukit Tambun Tulang ini kemudian banyak menjadi inspirasi kisah-kisah fiksi. Penulis Makmur Hendrik misalnya, menjadikan Bukit Tambun Tulang ini sebagai latar belakang novel "Giring-giring Perak". Kemudian Bastion Tito, pernah menulis salah satu seri novel Wiro Sableng berjudul "Banjir Darah di Tambun Tulang".

Cara Membuat Anti Virus Sendiri

Pertama kita harus mengerti bagaimana cara kerja sebuah AV sederhana, pada dasarnya sebuah software AV mempunyai komponen-komponen :

1. Engine scanner, ini merupakan komponen utama AV dalam mengenali sebuah pattern virus. Engine ini dapat dikelompokkan menjadi statis dan dinamis. Statis dalam hal ini dapat disebut menjadi spesifik terhadap pattern tertentu dari sebuah file virus. Checksum merupakan salah satu contoh dari engine statis ini. Dinamis dalam artian dia mengenali perilaku ‘umum’ sebuah virus. Heuristic menjadi salah satu contohnya.

2. Database definition, menjadi sebuah referensi dari sebuah pattern file virus. Engine statis sangat bergantung kepada komponen ini.

3. Decompress atau unpacking engine, khusus untuk pengecekan file-file yang terkompresi (*.rar, *.zip, dll) atau kompresi atau packing untuk file PE seperti UPX, MeW , dll.

Tidak jarang hasil dari pengecekan terhadap file suspect virus menghasilkan false-positive bahkan false-negative (– false-positive berarti file yang bersih dianggap thread oleh AV, dan false-negative berarti file yang 100% thread akan dianggap bersih). Semua itu dapat diakibatkan oleh ketidak-sempurnaan dari engine scanner itu sendiri. Misal pada contoh kasus Engine String scanner (–Engine scanner yang menyeleksi string-string dari file text-based), bila diterapkan rule 3 out of 5 (– bila AV menemukan 3 dari daftar 5 string kategori malicious) maka AV akan memberikan bahwa file terindikasi sebuah thread yang positif. Padahal file tsb nyatanya tidak menimbulkan efek berbahaya bila dijalankan atau dieksekusi. Kesalahan scanning macam ini lazim ditemukan untuk file-file *.VBS, *.HTML, dll. Untuk penggunaan engine checksum sangat banyak ditemui di beberapa software AV lokal.Checksum yang lazim digunakan diantaranya CRC16, CRC32, MD5, dll. Dikarenakan mudah untuk diimplementasikan. Engine ini sendiri bukannya tanpa cacat, Checksum bekerja dengan memproses byte demi byte dari sebuah file dengan sebuah algoritma tertenu (– tergantung dari jenis checksum yang digunakan) sehingga menghasilkan sebuah format tertentu dari file tsb. Contoh checksum menggunakan CRC32 dan MD5 :

* calCrc = CRC32(file_name_and_path)

* calMD5 = MD5(file_name_and_path)

Maka isi dari string calCrc adalah 7AF9E376,
sedangkan untuk MD5nya adalah 529CA8050A00180790CF88B63468826A. Perlu
diketahui bila virus menerapkan rutin yang mengubah byte tertentu dari
badan virus tsb setiap kali maka penggunaan engine checksum ini akan
kurang optimal karena bila 1 byte berubah dari file maka checksum juga
akan berubah.

Mari kita belajar membuat sebuah AV sederhana, yang diperlukan :

1. Software Visual Basic 6.0

2. Sedikit pemahaman akan pemograman Visual Basic 6.0

3. Sampel file bersih atau virus (– opsional)

First#

Sekarang kita akan belajar membuat sebuah rutin sederhana untuk :

- Memilih file yang akan dicek

- Membuka file tersebut dalam mode binary

- Memproses byte demi byte untuk menghasilkan Checksum

Buka MS-Visual Basic 6.0 anda, lalu buatlah sebuah
class module dan Form dengan menambahkan sebuah objek Textbox,
CommonDialog dan Command Button. (Objek CommonDialog dapat ditambahkan
dengan memilih Project -> COmponent atau Ctrl-T dan memilih
Microsoft Common Dialog Control 6.0) Ketikkan kode berikut pada class
module (kita beri nama class module tsb clsCrc) :

================= START HERE ====================

Private crcTable(0 To 255) As Long ‘crc32

Public Function CRC32(ByRef bArrayIn() As Byte, ByVal lLen As Long, Optional ByVal lcrc As Long = 0) As Long

‘bArrayIn adalah array byte dari file yang dibaca, lLen adalah ukuran atau size file

Dim lCurPos As Long ‘Current position untuk iterasi proses array bArrayIn

Dim lTemp As Long ‘variabel temp hasil perhitungan

If lLen = 0 Then Exit Function ‘keluar fungsi apabila ukuran file = 0

lTemp = lcrc Xor &HFFFFFFFF

For lCurPos = 0 To lLen

lTemp = (((lTemp And &HFFFFFF00) \\ &H100) And &HFFFFFF) Xor (crcTable((lTemp And 255) Xor bArrayIn(lCurPos)))

Next lCurPos

CRC32 = lTemp Xor &HFFFFFFFF

End Function

Private Function BuildTable() As Boolean

Dim i As Long, x As Long, crc As Long

Const Limit = &HEDB88320

For i = 0 To 255

crc = i

For x = 0 To 7

If crc And 1 Then

crc = (((crc And &HFFFFFFFE) \\ 2) And &H7FFFFFFF) Xor Limit

Else

crc = ((crc And &HFFFFFFFE) \\ 2) And &H7FFFFFFF

End If

Next x

crcTable(i) = crc

Next i

End Function

Private Sub Class_Initialize()

BuildTable

End Sub


================= END HERE ====================

Lalu ketikkan kode berikut dalam event Command1_Click :

================= START HERE ====================

Dim namaFileBuka As String, HasilCrc As String

Dim CCrc As New clsCrc ‘bikin objek baru dari class ClsCrc

Dim calCrc As Long

Dim tmp() As Byte ‘array buat file yang dibaca

Private Sub Command1_Click()

CommonDialog1.CancelError = True ‘error bila user mengklik cancel pada CommonDialog

CommonDialog1.DialogTitle = “Baca File” ‘Caption commondialog

On Error GoTo erorhandle ‘label error handle

CommonDialog1.ShowOpen

namafilbuka = CommonDialog1.FileName

Open namafilbuka For Binary Access Read As #1 ‘buka file yang dipilih dengan akses baca pada mode binary

ReDim tmp(LOF(1) – 1) As Byte ‘deklarasi ulang untuk array, # Bugs Fixed #

Get #1, , tmp()

Close #1

calCrc = UBound(tmp) ‘mengambil ukuran file dari array

calCrc = CCrc.CRC32(tmp, calCrc) ‘hitung CRC

HasilCrc = Hex(calCrc) ‘diubah ke format hexadesimal, karena hasil perhitungan dari class CRC masih berupa numeric

Text1.Text = HasilCrc ‘tampilkan hasilnya

Exit Sub

erorhandle:

If Err.Number <> 32755 Then MsgBox Err.Description ‘error number
32755 dalah bila user mengklik tombol cancel pada saat memilih file

================= END HERE ====================

COba anda jalankan program diatas dengan memencet
tombol F5, lalu klik Command1 untuk memilih dan membuka file. Maka
program akan menampilkan CRC32nya.

Second#

Kode diatas dapat kita buat menjadi sebuah rutin pengecekan file
suspect virus dengan antara membandingkan hasil CRC32nya dan database
CRC kita sendiri. Algoritmanya adalah :

- Memilih file yang akan dicek

- Membuka file tersebut dalam mode binary

- Memproses byte demi byte untuk menghasilkan Checksum

- Buka file database

- Ambil isi file baris demi baris

- Samakan Checksum hasil perhitungan dengan checksum dari file

Format file database dapat kita tentukan sendiri, misal :

- FluBurung.A=ABCDEFGH

- Diary.A=12345678

Dimana FluBurung.A adalah nama virus dan ABCDEFGH dalah Crc32nya. Jika
kita mempunyai format file seperti diatas, maka kita perlu membaca file
secara sekuensial per baris serta memisahkan antara nama virus dan
Crc32nya. Dalam hal ini yang menjadi pemisah adalah karakter ‘=’.

Buat 1 module baru (– diberi nama module1) lalu isi dengan kode :

================= START HERE ====================

Public namaVirus As String, CrcVirus As String
‘deklarasi variabel global untuk nama dan CRC virus Public pathExe as
String ‘deklarasi variabel penyimpan lokasi file EXE AV kita

Public Function cariDatabase(Crc As String, namaFileDB As String) As Boolean

Dim lineStr As String, tmp() As String ‘variabel penampung untuk isi file

Open namaFileDB For Input As #1 ‘buka file dengan mode input

Do

Line Input #1, lineStr

tmp = Split(lineStr, “=”) ‘pisahkan isi file bedasarkan pemisah karakter ‘=’

namaVirus = tmp(0) ‘masukkan namavirus ke variabel dari array

CrcVirus = tmp(1) ‘masukkan Crcvirus ke variabel dari array

If CrcVirus = Crc Then ‘bila CRC perhitungan cocok/match dengan database

cariDatabase = True ‘kembalikan nilai TRUE

Exit Do ‘keluar dari perulangan

End If

Loop Until EOF(1)

Close #1

End Function

================= END HERE ====================

Lalu tambahkan 1 objek baru kedalam Form, yaitu
Command button2. lalu ketikkan listing kode berikut kedalam event
Command2_Click :

================= START HERE ====================

If Len(App.Path) <= 3 Then ‘bila direktori kita adalah root direktori

pathEXE = App.Path

Else

pathEXE = App.Path & “\\”

End If

CommonDialog1.CancelError = True ‘error bila user mengklik cancel pada CommonDialog

CommonDialog1.DialogTitle = “Baca File” ‘Caption commondialog

On Error GoTo erorhandle ‘label error handle

CommonDialog1.ShowOpen

namafilbuka = CommonDialog1.FileName

Open namafilbuka For Binary Access Read As #1 ‘buka file yang dipilih dengan akses baca pada mode binary

ReDim tmp(LOF(1) – 1) As Byte ‘deklarasi ulang untuk array # Bugs Fixed #

Get #1, , tmp()

Close #1

calCrc = UBound(tmp) ‘mengambil ukuran file dari array

calCrc = CCrc.CRC32(tmp, calCrc) ‘hitung CRC

HasilCrc = Hex(calCrc) ‘diubah ke format hexadesimal, karena hasil perhitungan dari class CRC masih berupa numeric

If cariDatabase(HasilCrc, pathEXE & “DB.txt”) Then ‘bila fungsi bernilai TRUE

MsgBox “Virus ditemukan : ” & namaVirus ‘tampilkan message Box

End If

Exit Sub

erorhandle:

If Err.Number <> 32755 Then MsgBox Err.Description ‘error number
32755 dalah bila user mengklik tombol cancel pada saat memilih file

================= END HERE ====================

Fitur AV sederhana ini dapat ditambahkan dengan
fitur process scanner, akses registry, real-time protection (RTP) dan
lain lain. Untuk process scanner pada dasarnya adalah teknik enumerasi
seluruh proses yang sedang berjalan pada Sistem Operasi, lalu mencari
letak atau lokasi file dan melakukan proses scanning.

Jumat, 06 Desember 2013

Ormas islam tak ada lag dialog untuk fauzi bahar

PADANG, HALUAN — MUI Sumbar dan Ormas Islam kecewa dengan tidak hadirnya Fauzi Bahar pada rapat pembahasan izin investasi Lippo Group di Masjid Nurul Iman, Padang, Rabu (4/12) malam. Fauzi Bahar berjanji menghadiri rapat tersebut pada pukul 21.30 WIB. Namun ketika ditunggu sampai pukul 00.00 WIB, Walikota Padang itu tidak kunjung datang.
Rapat tersebut dihadiri sekitar 40 orang yang terdiri dari MUI Sumbar, MTKAAM Sumbar, Forum Masyarakat Tolak Siloam, ormas islam, Forum Mahasiswa Tolak Siloam, tokoh masyarakat dan tokoh adat, serta tamu dari Jakarta.
“Pertemuan ini terkesan mendadak karena ada massa dari rantau untuk membicarakan tentang perizinan pembangunan Siloam di Padang. Menurut perjanjian, walikota akan datang pada pukul 21.30 WIB, kemudian ditunda sampai pukul 22.30. Kita akan tunggu sampai pukul 00.00. Kalau tak datang juga, berarti tak ada peluang lagi untuk bertemu dengan cara musya­warah. Kami tidak bisa lagi menahan mahasiswa dan ormas islam untuk mengambil langkah yang lain untuk bertemu wali­kota,” ujar Gusrizal Azhar, Ketua Bidang Fatwa MUI Sumbar.
Ia menjelaskan, pertemuan diadakan untuk membantah kabar yang menyebutkan, MUI Sumbar tidak memberikan forum per­temuan antara Walikota Padang dan ormas islam. “De­ngan adanya pertemuan ini, tidak ada lagi pemberitaan di media bahwa MUI Sumbar tidak sediakan forum pertemuan antara walikota Padang dan ormas islam,” tegasnya.
Ketika MUI Sumbar dan ormas islam sedang menunggu, yang datang malah Badan Koordinasi Nasional (Bakornas). Ketua Bakornas, Husni Hadi membawa kabar, Fauzi Bahar menyatakan mencabut izin pembangunan Siloam. “Tadi kami sudah berunding dengan walikota di rumah dinasnya. Di sana ia mengatakan bahwa ia siap mencabut izin pembangunan Siloam, asalkan dengan musya­warah. Alasan pencabutan tersebut adalah karena pemba­ngunan Siloam tidak sesuai dengan kearifan lokal Minang­kabau, yakni Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kita­bullah,” sebutnya.
Kedatangannya ke Padang, kata Husni Hadi, adalah sesuai fungsi lembaganya, yakni men­jaga keutuhan NKRI dari ber­bagai aspek, agar lintas pihak tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang akan merusak nilai budaya bangsa. Ia turun ke Padang karena melihat kemelut yang terjadi akibat pro-kontra pembangunan investasi Lippo Group di Padang.
Ketika ditanya kenapa Fauzi Bahar tidak menghadiri perte­muan tersebut, Husni menjawab, Fauzi Bahar baru pulang dari Pasaman Barat, di rumahnya saat itu sedang banyak tamu yang datang mengucapkan selamat karena kota Padang keluar sebagai juara MTQ XXXV Tingkat Sumbar di Pasaman Barat.
Karena tidak ada pernyataan resmi dari Fauzi Bahar, MUI Sumbar dan ormas islam mem­berikan surat pencabutan izin pembangunan Siloam kepada Fauzi Bahar melalui Bakornas, untuk ditandatangani oleh walikota Padang.
Sementara itu, Ketua Bidang Fatwa MUI Sumbar, Gusrizal Azahar mengatakan, kalau walikota Padang ingin mencabut izin pembangunan Siloam, Alhamdulillah. Kalau walikota menginginkan pencabutan terse­but di hadapan forum, pihaknya siap menyediakan forum yang menghadirkan ormas islam, tokoh masyarakat bahkan massa sebanyak yang demo tempo hari, untuk mendengarkan pencabutan tersebut. Jika itu terjadi, pihak­nya akan menjadikan hari itu hari syukur bersama.
Kalau Walikota tidak men­cabut izin tersebut, tegas Gusrizal, seperti yang ia katakan sebe­lumnya, MUI Sumbar tidak bisa lagi menahan umat untuk melakukan hal-hal yang agresif. Hal tersebut terbukti dengan rencana mahasiswa yang akan demo pada Kamis (5/12), namun diundur karena ada rencana walikota mencabut izin Siloam.
MUI Sumbar dan Ormas islam masih menunggu Fauzi Bahar mengeluarkan surat resmi atau SK pencabutan izin pem­bangunan Siloam di Padang.
Ketika kabar yang menye­butkan bahwa Fauzi Bahar siap mencabut izin pembangunan Siloam, dikonfirmasi kepada Fauzi Bahar, sampai berita ini ditu­runkan, Fauzi Bahar tidak bisa dihubungi. Informasi yang dihimpun Haluan, Fauzi Bahar berangkat ke Jakarta pada Kamis (5/11) pagi.